Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

The Boston Strangler

The Boston Strangler adalah sebutan yang diberikan kepada seorang pembunuh berantai misterius yang menghantui Boston, Massachusetts, pada tahun 1960-an. Kasus ini menjadi salah satu kasus true crime paling ikonik dalam sejarah Amerika Serikat, penuh dengan kebiadaban dan intrik. Selama beberapa tahun, penduduk Boston hidup dalam ketakutan, dan para penegak hukum berjuang keras untuk mengungkap identitas pembunuh misterius ini.

smithsonianmag.com


Pembunuhan pertama yang terkait dengan The Boston Strangler terjadi pada tahun 1962 ketika Anna Slesers, seorang perempuan berusia 55 tahun, ditemukan tewas di apartemennya. Tanda-tanda penyiksaan jelas terlihat pada mayatnya, dan ini adalah awal dari serangkaian pembunuhan mengerikan di wilayah Boston. Pembunuh ini mengincar terutama perempuan yang tinggal sendiri, masuk ke rumah mereka, dan menggunakan berbagai metode yang mengerikan, termasuk strangulasi, untuk membunuh korban-korbannya.

Salah satu hal yang membuat kasus ini semakin menyeramkan adalah pesan-pesan yang ditinggalkan oleh pembunuh di tempat-tempat kejahatan. Pesan-pesan ini terkadang mengandung detail yang hanya pembunuh yang tahu, sehingga menggambarkan sifat sadisnya. Pesan-pesan yang ditinggalkan oleh Pembunuh Boston (The Boston Strangler) di tempat-tempat kejahatan adalah salah satu aspek yang membuat kasus ini semakin misterius. Pembunuh ini meninggalkan pesan-pesan yang menambah elemen ketakutan dan kekejaman pada serangkaian pembunuhan. Namun, perlu diingat bahwa beberapa pesan ini tidak dikonfirmasi secara resmi oleh penyelidik, dan ada beberapa perdebatan tentang keaslian pesan-pesan tersebut. Di antara pesan-pesan yang ditinggalkan adalah:

  1. Pesan di Dinding: Dalam beberapa kasus, Pembunuh Boston meninggalkan pesan di dinding dekat tempat kejahatan. Pesan ini kadang-kadang terdiri dari frase-frase mengerikan dan kata-kata kasar.
  2. Pesan Telepon: Dalam beberapa kasus, ia membuat panggilan telepon yang mengandung ancaman dan pernyataan mengerikan kepada keluarga korban atau pihak berwenang.
  3. Pengakuan: Pembunuh Boston pernah mengaku dalam beberapa panggilan telepon kepada penyidik, memberikan rincian mengerikan tentang bagaimana ia membunuh korban-korbannya.
  4. Surat: Pembunuh ini juga pernah mengirim surat kepada media dan pihak berwenang, mengklaim tanggung jawab atas pembunuhan-pembunuhan tersebut. Dalam surat-surat ini, ia menciptakan atmosfer yang lebih mencekam dengan mendeskripsikan adegan-adegan kejahatan yang mengerikan.
Sementara beberapa pesan tersebut dianggap autentik, ada keraguan tentang sejauh mana pesan-pesan ini dapat diandalkan untuk mengidentifikasi pelaku sebenarnya. Beberapa orang berpendapat bahwa beberapa pesan mungkin dibuat untuk menyesatkan penyidik atau untuk mendapatkan perhatian media.

Berikut adalah beberapa korban dan kondisi saat mereka ditemukan:
  1. Anna Slesers: Korban pertama yang ditemukan pada 14 Juni 1962. Ditemukan di apartemennya di Beacon Hill, Boston. Ditemukan terikat dengan kain dan memiliki tanda-tanda penyiksaan, termasuk bekas kekerasan seksual.
  2. Nina Nichols: Ditemukan tewas pada 30 Juni 1962 di apartemennya di Beacon Hill. Korban kedua yang ditemukan terikat dengan tali dan mengalami penyiksaan.
  3. Helen Blake: Ditemukan pada 30 Juni 1962, hanya beberapa jam setelah kematian Nina Nichols. Bertempat tinggal di lantai bawah apartemen Nina Nichols, dan ditemukan dengan tali di lehernya.
  4. Ida Irga: Ditemukan pada 19 Agustus 1962 di apartemennya di Beacon Hill. Ditemukan terikat dengan tali dan mengalami penyiksaan.
  5. Jane Sullivan: Ditemukan pada 20 Agustus 1962 di apartemennya di Back Bay. Korban ditemukan tewas dengan tali di lehernya.
  6. Sophie Clark: Ditemukan pada 2 Desember 1962 di apartemennya di Beacon Hill. Ditemukan terikat dengan kain dan tanda-tanda penyiksaan.
  7. Patricia Bissette: Ditemukan pada 6 Desember 1962 di Lynn, Massachusetts. Ditemukan tewas dengan tali di lehernya.
  8. Mary Sullivan: Korban terakhir yang ditemukan pada 4 Januari 1964 di apartemennya di Beacon Hill. Korban berusia 19 tahun dan mengalami penyiksaan.
Kasus The Boston Strangler adalah salah satu penyelidikan kriminal yang paling sulit dan kompleks dalam sejarah. Para penyidik dari Departemen Kepolisian Boston bekerja keras untuk mencari tahu identitas pembunuh ini, tetapi sering kali terbentur dengan kesulitan dalam mengumpulkan bukti yang kuat. Selain itu, ketakutan di antara masyarakat dan tekanan dari media membuat penyelidikan semakin sulit.

Pada tahun 1967, seorang pria bernama Albert DeSalvo ditangkap karena serangkaian kejahatan seksual dan percobaan pembunuhan. Selama masa tahanannya, DeSalvo mengaku sebagai The Boston Strangler dan memberikan rincian yang hanya pembunuh yang sejati yang tahu. Pengakuannya mencakup detail-detail mengerikan tentang bagaimana ia membunuh korban-korbannya.

Namun, meskipun pengakuannya, banyak yang masih meragukan kebenaran kata DeSalvo. Ia tidak pernah diadili atas pembunuhan dan hanya dihukum atas kejahatan seksual. Albert DeSalvo sendiri dibunuh di penjara pada tahun 1973, dan kasus ini tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Teori Konspirasi
Albert DeSalvo dan Pengakuannya:
Albert DeSalvo, seorang narapidana yang ditangkap pada tahun 1967, mengaku sebagai The Boston Strangler. Namun, banyak yang meragukan kebenaran pengakuannya. Beberapa teori konspirasi yang muncul melibatkan DeSalvo, antara lain:
Pertanyaan atas Motif Pengakuan: Beberapa orang meragukan motivasi di balik pengakuan DeSalvo. Beberapa berpendapat bahwa ia mungkin mencari perhatian atau perlindungan dari hukum, sementara yang lain menduga bahwa ada motif politik atau bisnis yang lebih besar di baliknya.
Kemampuan DeSalvo untuk Merinci Kejahatan: DeSalvo memberikan detail-detail yang sangat spesifik tentang bagaimana ia melakukan kejahatan tersebut, yang tidak diketahui oleh publik atau media saat itu. Namun, ada yang menduga bahwa ia mungkin mendapatkan informasi ini dari pemberitaan media.

Multiple Perpetrators:
Beberapa teori menyatakan bahwa mungkin ada lebih dari satu pelaku dalam kasus The Boston Strangler. Beberapa pengamat berpendapat bahwa perubahan modus operandi dalam beberapa pembunuhan dapat menunjukkan bahwa lebih dari satu orang terlibat.

Keterlibatan Lain:
Ada spekulasi bahwa sejumlah petugas polisi mungkin terlibat dalam kasus ini dan telah menutupi identitas sebenarnya dari The Boston Strangler. Namun, bukti konkret yang mendukung teori ini sangat sedikit.

Kebijakan Penyelidikan:
Beberapa orang telah mengkritik bagaimana penyelidikan kasus ini dijalankan. Mereka berpendapat bahwa polisi membuat kesalahan, dan tekanan untuk menangkap pelaku mengarah pada penggunaan metode interogasi yang meragukan.

Hingga saat ini, identitas sebenarnya dari The Boston Strangler dan kebenaran di balik pengakuan Albert DeSalvo masih menjadi subjek perdebatan dan kontroversi. Kasus ini tetap menjadi salah satu misteri kriminal terbesar dalam sejarah Amerika.

Posting Komentar untuk "The Boston Strangler"