Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Segitiga Cinta

Menurut Sternberg cinta terdiri dari tiga komponen yakni keintiman, hasrat, dan komitmen. Keintiman merupakan perasaan emosional yang berhubungan dengan kehangatan, kedekatan, dan berbagi dalam hubungan; gairah berhubungan dengan ketertarikan fisik dan seksual terhadap pasangan; sedangkan komitmen merupakan penilaian kognitif atas hubungan dan keinginan seseorang untuk mempertahankan hubungan. Dengan terbentuknya ketiga komponen secara seimbang dan membentuk segitiga sama sisi, maka akan terbentuk sebuah cinta yang sempurna (Sternberg, 2004).

Keintiman (intimacy)

Keintiman (intimacy) adalah perasaan dalam suatu hubungan yang meningkatkan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan. Dengan kata lain bahwa intim mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Indikasi dari komponen keintiman diantaranya adalah:

  1. Keinginan meningkatkan kesejahteraan dari orang yang dicintai. Seseorang akan memperhatikan kebutuhan dari orang yang dicintai dan kemudian meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri. Dengan harapan perbuatan itu akan mendapatkan balasan dari orang yang dicintai.
  2. Mengalami kebahagiaan bersama yang dicintai. Seseorang akan menikmati kegiatan yang dijalankan bersama pasangan. Ketika melakukan kegiatan tersebut bersama-sama maka pasangan akan menikmatinya dan membentuk kenangan-kenangan yang mungkin akan diingat pada masa-masa sulit di kemudian hari.
  3. Menghargai orang yang dicintai. Seseorang akan menghargai dan menghormati orang yang dicintainya. Walaupun ada kekurangan dan cacat pada diri pasangan tidak aka mengurangi penghargaan yang diberikan.
  4. Dapat mengandalkan orang yang dicintai. Seseorang akan merasakan bahwa pasangannya ada ketika di butuhkan. Ketika seseorang membutuhkan pasangannya, ia dapat memanggil dan berharap pasangannya akan segera datang.
  5. Saling mengerti dan memahami dengan orang yang dicintai. Pasangan kekasih akan saling mengerti satu sama lain. Seseorang memahami kelebihan dan kekurangan pasangannya dan bagaimana respon terhadap kelebihan dan kekurangan pasangan tersebut. Mampu memberikan empati terhadap kondisi emosi pasangannya.
  6. Menerima dukungan emosional dari orang yang dicintai. Seseorang akan merasa didukung oleh orang yang dicintai terutama pada saat-saat yang dibutuhkan.
  7. Memberi dukungan emosional kepada orang yang dicintai. Seseorang akan mendukung pasangannya dengan cara member empati dan dukungan emosional terutama pada saat yang dibutuhkan.
  8. Berkomunikasi secara akrab dengan orang yang dicintai. Seseorang mampu berkomunikasi dengan intens dan jujur terhadap pasangannya, berbagi perasaan-perasaan yang paling dalam.
  9. Menganggap penting orang yang dicintai dalam hidup. Seseorang merasa betapa pentingnya keberadaan orang yang dicintai dalam kehidupannya.

Hasrat (passion)

Hasrat dalam cinta cenderung tercampur aduk dengan perasaan keintiman, dan seringkali mendukung. Dalam beberapa hubungan dekat dengan lawan jenis komponen hasrat terbangun seketika sementara keintiman segera setelahnya. Hasrat bisa jadi merupakan hal pertama yang menarik individu kedalam suatu hubungan. Dalam hubungan dekat lainnya hasrat khususnya terkait dengan daya tarik fisik.

Hasrat meliputi rasa kerinduan yang dalam untuk bersatu dengan orang yang dicintai yang merupakan ekspresi dari kebutuhan seksual. Atau dengan kata lain bahwa passion merupakan elemen fisiologis yang menyebabkan seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati atau merasakan sentuhan fisik, atau pun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya. Komponen hasrat juga mengacu pada dorongan yang mengarah pada ketertarikan fisik, konsumsi seksual dan perasaan suka dalam suatu hubungan percintaan, seperti kebutuhan seksual, keinginan dan kebutuhan untuk bertemu dengan pasangan, saling ingin diasuh dan mendominasi satu sama lain, memikirkan orang yang dicintai, ingin berkorban untuk yang dicintai.

Komitmen (commitment)

Komponen komitmen dapat kehilangan kehangatan atau tenaga keintiman dan hasrat sehingga hubungan cinta nyaris tak dapat mengelak dari pasang surutnya. Selama pasang surut komponen komitmen yang akan menjaga tetap terjalinnya sebuah hubungan. Komponen ini menjadi hal yang esensial untuk bisa melalui saat-saat sulit dan mengembalikan masa-masa yang lebih baik. 

Komitmen dari cinta mengandung dua aspek, yang pertama adalah aspek jangka pendek dan yang kedua adalah aspek jangka panjang. Aspek jangka pendek adalah keputusan untuk mencintai seseorang. Sedangkan aspek jangka panjang adalah komitmen untuk menjaga cinta itu. Atau dengan kata lain bahwa komitmen adalah suatu ketetapan seseorang untuk bertahan bersama sesuatu atau seseorang sampai akhir. Indikasi dalam komponen komitmen adalah rasa ingin saling mempertahankan walau terjadi pasang surut dalam perjalanan rumah tangga.

Tipe-tipe Cinta menurut Steinberg

Kombinasi dari tiga komponen cinta menghasilkan 7 jenis cinta yang berbeda (Sternberg, 2009), jenis-jenis cinta sebagai berikut:

1. Rasa suka 

Rasa suka merupakan tipe cinta yang hanya terdiri dari komponen intim (intimacy). Karakteristik dari tipe ini yaitu adanya perasaan kedekatan, pengertian, emotional support,  kasih sayang dan kehangatan. Contohnya ada pada hubungan pertemanan yang tidak  menimbulkan hasrat. Bahkan ketika hasrat itu muncul, maka seketika salah satu pihak akan merasakan kehilangan.

2. Cinta Nafsu

Cinta Nafsu merupakan tipe cinta yang hanya terdiri dari komponen hasrat (passion). Karakteristik dari tipe ini yaitu adanya ketertarikan secara fisik dan seksual. Tipe cinta ini  seringkali terjadi di awal suatu hubungan dan disebut dengan ‘cinta pada pandangan pertama’ Cinta dengan tipe ini dapat hilang dengan cepat karena tidak adanya komitmen dan kedekatan emosional.

3. Cinta Hampa

Cinta hampa merupakan tipe cinta yang hanya terdiri dari komponen komitmen. Karakteristik dari tipe ini yaitu adanya komitmen yang kuat untuk mempertahankan suatu  hubungan. Cinta dengan tipe ini tidak memiliki komponen intimacy dan passion. Tipe ini dapat  terjadi pada awal suatu pernikahan (misalnya karena perjodohan), dimana komponen intimacy  dan passion belum berkembang. Selain itu, dapat pula terjadi pada hubungan yang telah  berlangsung lama, dimana komponen intimacy dan passion telah berkurang (misalnya pada  hubungan pernikahan yang telah hancur, namun harus bertahan demi anak). Pada kedua situasi tersebut, komitmen merupakan satu-satunya hal yang menyebabkan hubungan terus  berlangsung.

4. Cinta Romantis

Cinta romantis merupakan tipe cinta yang terdiri dari intimacy dan passion. Individu merasakan adanya kedekatan secara emosional dan ketertarikan seksual, namun tidak  memiliki komitmen yang serius. Karakteristik dari tipe ini adalah pasangan saling tertarik secara fisik, merasa seperti sahabat dan menghabiskan waktu bersama dengan nyaman. Cinta dengan tipe ini seringkali dimiliki oleh remaja dan dewasa awal.

5. Cinta Persahabatan

Cinta persahabatan merupakan tipe cinta yang terdiri dari intimacy dan komitmen. Karakteristik dari tipe cinta ini adalah adanya kedekatan secara emosional dan komitmen. Biasanya tipe ini ditemukan pada hubungan pernikahan yang telah berlangsung lama, dimana passion (ketertarikan fisik/seksual) telah hilang, namun pasangan tetap merasa adanya ikatan emosional yang mendalam dan komitmen (keputusan untuk tetap bersama). Selain itu, dapat pula ditemukan pada hubungan antar anggota keluarga. Cinta dengan tipe ini dapat berlangsung lama dan memuaskan.

6. Cinta Buta

Cinta buta merupakan tipe cinta yang terdiri dari hasrat dan komitmen. Karakteristik dari tipe ini yaitu adanya ketertarikan secara seksual dan komitmen dalam hubungan, namun tidak  ada kedekatan emosional. Tipe cinta ini seringkali ditemui pada pasangan yang berkomitmen hanya berdasarkan ketertarikan seksual saja, tanpa adanya keinginan untuk mengembangkan kedekatan emosional agar hubungan lebih stabil.

7. Cinta Sempurna 

Cinta sempurna merupakan tipe cinta yang lengkap dan merepresentasikan hubungan yang ideal. Karakteristik dari tipe ini adalah adanya kedekatan emosional, ketertarikan fisik/seksual, dan komitmen dalam hubungan. Sternberg mengungkapkan bahwa mempertahankan consumate love lebih sulit daripada mencapainya. Pasangan yang awalnya memiliki cinta sempurna, apabila seiring waktu komponen passion menurun, maka tipe cinta akan berubah menjadi cinta persahabatan. Ia menekankan pada pentingnya mengungkapkan ketiga komponen cinta tersebut dalam tindakan.

Pustaka

Sanu, D. K., & Taneo, J. (2020). Analisis Teori Cinta Stenberg Dalam Keharmonisan Rumah Tangga. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan), 7(02), 193-209.

Posting Komentar untuk "Teori Segitiga Cinta"