Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Self-Harm

International Society for study self injury mendifinisikan self harm sebagai suatu perilaku menyakiti diri sendiri yang disengaja, dimana perilaku tersebut dapat mengakibatkan kerusakan langsung pada jaringan tubuh, namun tindakan tersebut bukan dianggap sebagai upaya untuk bunuh diri (Fitzgerald & Curtis, 2017). 


Self harm adalah suatu bentuk tindakan untuk menyakiti diri sendiri yang dilakukan individu sebagai cara untuk mengungkapkan atau mengekspresikan perasaan marah, sedih, atau perasaan negatif lainnya yang dapat mengancam jiwa individu. Individu yang melakukan self harm pada umumnya menyadari jika perilaku yang sudah dilakukannya bukanlah perilaku yang baik dan berbahaya bahkan dapat mengantarkan individu pada kematian. Namun, beberapa individu yang melakukan self harm lainnya mengaku tidak menyadari dampak dari tindakan yang telah dilakukan.

Newman (dalam Ee & Mey, 2011) menjelaskan bahwa perilaku self harm memiliki 4 kategori, yaitu: Kategori pertama tipe dangkal dan memiliki luka yang sangat kecil. Individu yang melakukan hal ini biasanya masih dapat diterima dalam kelompok sosial. Kedua, individu yang melakukan tindik badan, ritual budaya yang dapat melukai diri sendiri dan membuat tato yang besar. Ketiga, melakukan pemotongan pada anggota tubuh, menyayat pergelangan tangan, menyulut putung rokok pada kulit dengan sengaja. Dan kategori keempat merupakan kategori terparah biasanya individu dapat melakukan mutilasi pada diri sendiri. 

Menurut Whitlock (dalam Ee & Mey, 2011) bentuk perilaku self harm yang sering dilakukan misalnya: 
  1. menggaruk atau mencubit dengan kuku atau menggunakan benda tajam lainnya sampai terjadinya pendarahan atau membekas pada kulit 
  2. memotong, merobek, mengukir simbol tertentu pada pergelangan tangan, lengan, kaki, tubuh atau bagian tubuh lainnya
  3. membenturkan atau memukul diri sendiri hingga memar atau mengalami pendarahan (sadar jika melukai diri sendiri)
  4. menggigit bagian tubuh sampai berdarah atau meninggalkan bekas pada kulit
  5. menarik rambut dengan kuat, mencabuti bulu mata atau alis dengan niat untuk menyakiti diri sendiri
  6. secara sengaja mencegah penyembuhan luka
  7. membakar kulit
  8. menanamkan benda-benda ke dalam kulit 
  9. memasukkan sesuatu dan menyakiti urethra atau vagina.

Dari beberapa penlitian mengenai self harm, faktor yang paling banyak menyebabkan individu melakukan perilaku melukai diri sendiri atau self harm yakni faktor mekanisme pertahanan diri dalam strategi coping yang buruk atau negatif. Selain itu masa lalu yang buruk, maupun pengalaman traumatis, kurangnya komunikasi dalam keluarga individu, tidak adanya keharmonisan dan kehangatan dalam keluarga, permasalahan akademis yang terjadi di sekolah, permasalahan dalam hubungan percintaan, permasalahan dengan teman, kejadian buruk yang pernah dialami dan stres dalam menjalani kehidupan juga dapat (Jans dkk, 2012).

Dilansir dari seributujuan.id, beberapa faktor penyebab seseorang melakukan self harm yakni:
  1. Krisis atau peristiwa kehidupan yang sulit baru-baru ini terjadi. Contoh: perceraian, kematian orang terkasih, pelecehan
  2. Penyakit mental. Contoh: depresi atau kecemasan
  3. Trauma atau pelecehan (emosional, fisik, seksual) di masa kecil
  4. Hidup di lingkungan keluarga yang penuh tekanan dan sangat kritis

Lalu bagaimana cara mengatasi dan mendapatkan bantuan untuk perilaku self harm ini? Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan dilansir dari seributujuan.id

1. Bicaralah dengan orang yang kamu percayai Meskipun terkadang sulit, namun itu penting. Berbicara dengan orang yang kamu percayai dapat membantu memastikan kamu aman. Mereka bisa saja anggota keluarga, teman, dokter, guru, konselor, atau layanan kontak krisis.

2. Sadari ketika kamu melakukannya dan jangan menyakiti diri 
Dengan mengatasi faktor-faktor mendasar yang mengarah pada menyakiti diri dan menghentikan dorongan untuk mencelakakan diri, manfaat jangka panjang dapat dicapai. 

3. Minta pertolongan 
Dokter umum dapat membantu menemukan spesialis untuk membantu orang yang menyakiti diri, seperti psikolog atau konselor. Profesional kesehatan tersebut dapat membantumu menemukan cara yang lebih baik dan lebih aman untuk mengatasi tekanan.

PUSTAKA
Hareva, I. E., & Mawarni, S. G. (2019). Komunikasi Interpersonal (Self Talk) Untuk Mencegah Self Harm Pada Remaja. Pengembangan Karakter Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Hal. 173-178.

Seribu Tujuan. Self-harm atau Menyakiti Diri. Diakses melalui https://www.seributujuan.id/id/self-harm pada 30 Maret 2022.

Posting Komentar untuk "Self-Harm"