Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Burnout

Burnout adalah kondisi dimana individu merasakan lelah secara fisik, mental, dan emosional yang disebabkan oleh stress yang terjadi dalam waktu yang cukup lama karena adanya situasi yang menuntut keterlibatan emosional yang tinggi. 

Karakteristik Burnout

Jerald Greenberg dan Robert A. Baron (1997) menyebutkan beberapa karakteristik burnout :
  1. Physical exhaustion, merasa sangat lelah karena energi menurun, dan muncul beberapa masalah fisik seperti sakit kepala, insomnia, dan perubahan nafsu makan. 
  2. Emotional exhaustion, merasa depresi, hopeless, helpless, dan terjebak dalam pekerjaan. 
  3. Mental exhaustion, berperilaku negatif, tidak menghargai diri sendiri, pekerjaan, bahkan keseluruhan hidupnya.
  4. Low personal accomplishment, merasa gagal mencapai sesuatu yang besar di masa lampau, dan menganggap dirinya tidak akan sukses di masa depan. 

Ciri-ciri Burnout

Menurut Pines & Aronson (1989) ciri-ciri umum burnout, yaitu:
  1. Sakit fisik dicirikan seperti sakit kepala, demam, sakit punggung, tegang pada otot leher dan bahu, sering flu, susah tidur, rasa letih yang kronis.
  2. Kelehan emosi dicirikan seperti rasa bosan, mudah tersinggung, sinisme, suka marah, gelisah, putus asa, sedih, tertekan, tidak berdaya.
  3. Kelelahan mental dicirikan seperti acuh tak acuh pada lingkungan, sikap negatif terhadap orang lain, konsep diri yang rendah, putus asa dengan jalan hidup, merasa tidak berharga.

Gejala Yang Terlihat Pada Penderita Burnout

Penderita burnout umumnya adalah orang-orang yang bersemangat, energik, ambisius, dan memiliki prinsip yang kuat untuk tidak menjadi gagal dan merupakan figur pekerja keras.

Freudenberger & Richelson (dalam Feri Farhati & Haryanto FR, 1996) mengemukakan ada 11 gejala yang terlihat pada penderita burnout , yaitu:

Lelah, lari dari kenyataan, bosan dan sinis, emosional, menganggap dirinya adalah yang terbaik, merasa tidak di hargai, disorientasi, mengalami gangguan psikosomatis, curigaan, depresi, dan menyangkal kenyataan. 

Dimensi Burnout

Leiter & Maslach (1997) menyebutkan ada tiga dimensi dari burnout, yaitu:

Exhaustion

Exhaustion ditandai dengan kelelahan yang berkepanjangan baik secara fisik, mental, maupun emosional. Saat pekerja merasakan kelelahan (exhaustion), mereka cenderung bertingkah over-extended baik secara emosional maupun fisikal. Mereka tidak mampu menyelesaikan masalah mereka. Tetap merasa lelah meski sudah istirahat yang cukup, kurang energik dalam melakukan aktivitas.

Cynicism

Cynicism ditandai dengan sikap sinis, dan cenderung menarik diri dari dalam lingkungan kerja. Saat pekerja merasakan cynicism (sinis), mereka cenderung dingin, menjaga jarak, dan cenderung tidak ingin terlibat dengan lingkungan kerjanya. Cynism juga merupakan cara untuk terhindar dari rasa kecewa. 

Ineffectiveness

Ineffectiveness ditandai dengan perasaan tidak berdaya, dan merasa semua tugas yang diberikan berat. Ketika pekerja merasa tidak efektif, mereka cenderung mengembangkan rasa tidak mampu. Setiap pekerjaan terasa sulit dan tidak bisa dikerjakan, rasa percaya diri berkurang. Pekerja menjadi tidak percaya dengan dirinya sendiri dan orang lain tidak percaya dengannya.

Dampak Burnout Pada Pekerja

Adapun dampak dari burnout menurut Leiter & Maslach (2005) adalah:
  1. Burnout is Lost Energy. Pekerja yang mengalami burnout akan merasa stress, overwhelmed, dan exhausted. Pekerja juga akan sulit untuk tidur, menjaga jarak dengan lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi keinerja dan performa dari pekerja. Produktivitas dalam bekerja juga semakin menurun.
  2. Burnout is Lost Enthusiasm. Keinginan dalam bekerja semakin menurun, semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan menjadi tidak menyenangkan. Kreatifitas dan ketertarikan terhadap pekerjaan semakin berkurang sehingga hasil yang diberikan sangat minim.
  3. Burnout is Lost Confidence. Tanpa adanya energi dan keterlibatan aktif pada pekerjaan akan membuat pekerja tidak maksimal dalam bekerja. Pekerja semakin tidak efektif dalam bekerja yang semakin lama membuat pekerja itu sendiri merasa ragu dengan kemampuannya. Hal ini akan memberikan dampak bagi pekerjaan itu sendiri.

Faktor-fator Yang Mempengaruhi Burnout

Situational Predictors

Work Overload atau Underload

Work overload disebut juga kelebihan beban kerja yang mungkin terjadi akibat ketidaksesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya. Underload adalah kondisi pekerjaan yang bersifat monoton atau kurang variasi.

Control

Control yang dimaksud adalah keadaan dalam lingkungan kerja dimana pekerjaan memiliki kontrol yang terlalu mengekang terhadap pekerja. 

Reward

Reward atau hadiah atau penghargaan terhadap suatu pencapaian yang kurang dari lingkungan kerja akan membuat pekerja merasa tidak bernilai.

Breakdown in Community

Breakdown in community atau dapat juga dikatakan konflik antara pekerja satu dengan yang lain. Pekerja yang kurang memiliki rasa belongingness terhadap lingkungan kerjanya (komunitas) akan menyebabkan kurangnya rasa keterikatan positif di tempat kerja.

Job Fairness

Job fairness yang dimaksud disini adalah keadilan dalam bekerja. Perasaan tidak diperlakukan tidak adil juga merupakan faktor terjadinya burnout

Values

Values atau nilai-nilai yang dianut oleh seorang individu terkait apa yang dianggap baik dan buruk serta benar dan salah. Seorang pekerja yang dituntut untuk melakukan suatu pekerjaan yang bertentangan dengan nilai-nilai bisa saja mengalami burnout.

Faktor Individual

Demografis

Faktor demografis terdiri dari jenis kelamin, etnis, usia, status perkawinan, latar belakang pendidikan.

Kepribadian 

Meliputi tipe keperibadian introvert atau extrovert, konsep diri, kebutuhan, motivasi, kemampuan dalam mengendalikan emosi, locus of control (Leiter & Maslach, 2001; Leiter & Maslach, 2005).


Artikel asal: dictio.id
Picture: instagram.com

Posting Komentar untuk "Burnout"